Di dunia yang penuh dengan rutinitas dan tekanan, belajar menjadi salah satu perjalanan yang penuh tantangan. Setiap orang memiliki cara unik untuk menghadapinya, dan salah satu aspek yang kerap diperdebatkan adalah apakah mendengarkan musik saat belajar dapat memberikan manfaat. Sebagian mungkin merasa bahwa suara yang mengalun akan mengganggu konsentrasi, seolah mengusir fokus yang sudah mereka bangun. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa musik bisa menjadi teman setia dalam menyerap ilmu. Fenomena ini, yang kerap dianggap sepele, ternyata disertai dengan penelitian dan alasan ilmiah yang menarik.
Penelitian yang dilakukan di McGill University, Montreal, Amerika, mengungkapkan bahwa musik mampu merangsang dopamin dalam otak—senyawa kimia yang berperan dalam pengaturan mood dan motivasi. Efek ini bisa menambah semangat dan energi saat seseorang tengah belajar. Bayangkan, saat otak merasa lelah dan penat, alunan musik yang tepat bisa membangkitkan rasa senang yang dalam, menciptakan ruang bagi fokus untuk kembali tumbuh. Dalam momen tersebut, musik menjadi lebih dari sekadar hiburan; ia menjadi alat yang memperbaiki suasana hati dan menstimulasi kecerdasan intelektual dan emosional.
Namun, musik bukanlah obat mujarab yang cocok untuk semua orang. Jenis musik yang dipilih sangat berpengaruh pada hasil yang didapatkan. Jika tujuan belajarmu adalah menghafal, maka pilihlah musik tanpa lirik atau bahkan instrumental. Musik yang berisikan lirik bisa menjadi distraksi, mengalihkan perhatian dari materi yang sedang kamu pelajari. Dalam hal ini, kamu harus bijak mengatur volume musik, jangan sampai suara musik justru menenggelamkan proses belajarmu. Ini adalah seni mengelola irama, memilih yang sesuai dengan aktivitasmu.
Lain cerita jika kamu merasa jenuh dengan materi yang terlalu berat atau sulit untuk dipahami. Di sinilah musik berperan sebagai penawar rasa bosan. Ia bisa menyegarkan suasana, seolah memberikan napas baru dalam perjalanan belajarmu yang panjang dan kadang membosankan. Musik yang memompa semangat, yang berirama cepat dan ceria, bisa jadi pilihan yang tepat untuk mengusir rasa malas. Dengan demikian, kamu tidak hanya mengatasi kejenuhan, tetapi juga menjaga motivasi tetap hidup. Tentunya, lagu-lagu yang liriknya berisi tentang kebangkitan atau semangat, seperti lagu-lagu penuh energi, akan sangat membantu dalam membangkitkan semangatmu.
Dikutip dari Telkom University, tak hanya itu, musik juga berfungsi sebagai pemicu motivasi diri. Lagu dengan ritme cepat dan lirik yang penuh semangat bisa memotivasi dirimu untuk melangkah lebih jauh. Lagu-lagu yang mengandung pesan tentang perjuangan dan harapan dapat mendorongmu untuk tidak menyerah, bahkan ketika materi yang dihadapi terasa tak terjangkau. Lagu-lagu seperti ini berfungsi seperti penuntun jalan, memberi dorongan untuk terus berusaha meski beban belajar terasa begitu berat.
Salah satu pengaruh terbesar dari musik adalah bagaimana ia memengaruhi keseimbangan otak. Belajar melibatkan otak kiri yang terhubung dengan logika, analisis, dan penalaran, sementara musik bekerja pada otak kanan yang lebih berkaitan dengan kreativitas dan seni. Ketika keduanya seimbang, otakmu akan bekerja lebih efisien, merasa tenang namun tetap fokus. Proses belajar menjadi lebih lancar karena kamu tidak hanya berpikir secara logis, tetapi juga dengan kreativitas yang terstimulasi oleh musik.
Bayangkan sejenak, musik sebagai "cognitive workout" bagi otakmu. Seperti halnya tubuh yang memerlukan latihan fisik untuk tetap bugar, otak juga membutuhkan stimulasi untuk terus aktif dan tajam. Dan musik memberikan itu semua. Setiap nada yang terdengar seakan melatih otak untuk memproses informasi dengan cara yang menyenangkan, tanpa mengurangi efektivitas belajar. Musik menjadi bagian dari latihan yang memungkinkan otak menyerap dan mengingat informasi dengan lebih mudah.
Jika kita berbicara soal pilihan musik, banyak orang mengira bahwa hanya genre jazz, klasik, atau instrumental yang cocok untuk menemani belajar. Padahal, musik dari berbagai genre dapat memberikan manfaat yang sama, asalkan disesuaikan dengan tujuan belajar. Seperti yang disarankan oleh Chris Bewer, seorang ahli musik, genre apa pun bisa efektif, selama kamu mampu menyesuaikan dengan jenis aktivitas yang sedang kamu lakukan. Maka, tidak ada salahnya untuk mencoba berbagai genre, dan menemukan yang paling cocok dengan ritme belajarmu.
Untuk lebih spesifik, TelUtizen memiliki beberapa rekomendasi lagu yang bisa menemani perjalanan belajarmu. Dari playlist Taylor Swift yang penuh dengan kisah hidup dan perasaan, hingga lagu-lagu semangat dari One Ok Rock dan Stray Kids yang bisa membangkitkan motivasi. Lofi, yang dikenal dengan alunan musik instrumental yang menenangkan, juga menjadi pilihan tepat untuk mereka yang fokus pada hafalan atau pengulangan materi. Bahkan lagu-lagu dari Sheila On 7 atau Maroon 5 bisa menjadi teman setia untuk mengusir rasa galau atau patah hati yang kadang merusak fokus belajar.
Tak hanya itu, ada juga lagu-lagu yang lebih dalam maknanya, seperti "Sarjana Muda" dari Iwan Fals, yang mengingatkan kita bahwa gelar sarjana tidak menjamin kesuksesan, namun usaha dan kerja keraslah yang akan membimbing kita menuju tujuan. Lagu seperti ini adalah pengingat agar kita tidak hanya berfokus pada gelar, tetapi juga pada nilai yang kita bawa.
Namun, jika hati terasa gelisah dan sedang merindukan ketenangan, murattal atau lagu-lagu rohani bisa menjadi pilihan yang penuh kedamaian, sekaligus memberi pengingat bahwa dalam perjalanan belajar ini, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.
Dengan berbagai pilihan ini, musik pun akhirnya menjadi lebih dari sekadar latar belakang. Ia menjadi bagian integral dalam perjalanan belajarmu, memberi semangat, menjaga fokus, dan menyeimbangkan otak agar tetap tajam. Sebagai teman yang setia, musik bukan hanya membantu dalam memahami materi, tetapi juga menguatkan hati dalam setiap langkah yang diambil. Sehingga, belajar tidak lagi terasa seperti beban, melainkan perjalanan yang penuh dengan warna dan semangat.